Kamis, 12 Januari 2012

Kenapa Cuaca Ekstrem Semakin Sering Terjadi?


img
(Foto: thinkstock)
Perubahan iklim atau cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang akhir-akhir ini semakin sering terjadi. Kenapa cuaca ekstrem semakin sering terjadi?

Suatu kejadian didefinisikan sebagai ekstrem jika dikategorikan sebagai kejadian yang jarang terjadi, kemudian secara statistik serta memiliki suhu lebih dari 35 derajat celsius dan curah hujan lebih dari 400 mm/bulan.

Dra Nurhayati, MSi selaku Kepala Pusat Iklim Agroklimate Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengakui saat ini memang makin sering terjadi hujan lebat dan angin kencang atau masyarakat biasa menyebutnya dengan puting beliung.

"Penyebabnya karena lapisan troposfer yang awalnya hanya 13 km kini bertambah ketebalannya atau semakin tebal karena global warning menjadi 17 km," ujar Nurhayati, dalam acara rakor bersama Kepala BMKG dan Kepala PVMBG terkait Kesiapsiagaan Menghadapi Krisis Kesehatan 2012, di gedung Kemenkes, Kamis (12/1/2012).

Penyebab lainnya adalah dulu daerah tropis adalah wilayah yang berada di sekitar lingkar ekuatorial tapi saat ini semakin melebar, bahkan sekarang Australia, Darwin sudah masuk ke wilayah tropis.

"Pantauan satelit pada 11 Januari 2012 jam 7 pagi menunjukkan ada gerakan angin yang menyebabkan siklon di barat Australia yang menimbulkan hujan deras di daerah NTB, NTT, Jatim dan perairan Jawa-Bali," ungkapnya.

Sedangkan untuk waspada gelombang tinggi hingga 4 meter diperkirakan terjadi di laut China Selatan, perairan Jambi, Lampung, Kalimantan. Perairan Selatan, Jawa-Bali dan prediksi ini berlaku 7 hari. Diprediksi tanggal 16 Januari 2012 baru tenang kembali atau normal.

Banjir 5 Tahunan

Mengenai siklus banjir 5 tahunan, Nurhayati menuturkan sudah dilakukan analisis tapi terkait dengan adanya pergeseran musim kini sulit diprediksi karena banjir tersebut tidak anteng datang tiap 5 tahun.

"Kalau sekarang makin sering frekuensi ekstremnya, tapi untuk pengulangannya itu terjadi secara acak, bisa saja terjadi 3 tahun," ujar Nurhayati.

Untuk musim kemarau sendiri, prospek awal musim kemarau 2012 mulai terjadi pada Maret di daerah Aceh, tapi umumnya kebanyakan masuk musim kemarau di bulan April (26,9 persen) dan Mei (32,7 persen) dari 346 zona musim di Indonesia.

Banjir, Bencana yang Berdampak Besar untuk Kesehatan

Dibanding bencana alam lain seperti gempa bumi, angin siklon tropis, tanah longsor, kebakaran, kecelakaan transportasi di darat, laut dan udara serta konflik, ternyata yang paling banyak menimbulkan dampak besar bagi kesehatan adalah banjir. Hal ini karena lokasi luasnya dan volumenya yang sering terjadi.

Karena paling luas lokasi dan jumlahnya sering, penyakit-penyakit akan lebih banyak terjadi saat bencana banjir seperti ISPA, diare, penyakit kulit, susah air bersih.

"Banjir yang paling besar dampak kesehatannya, lalu diikuti dengan tanah longsor, angin siklon tropis dan banjir bandang," ujar Sekjen Kemenkes, dr Ratna Rosita, MPH.

dr Ratna menuturkan sejak tahun 2009-2011 didapatkan pada bulan Mei dan September terjadi kenaikan jumlah bencana, untuk itu harus dicari tahu apa penyebabnya sehingga bisa diketahui antisipasi apa yang perlu dilakukan tahun 2012 ini.

Diharapkan tiap-tiap daerah memiliki pemetaan terhadap rawan-rawan bencana, misalnya di Propinsi Jawa Tengah ada potensi gunung merapi dan lahar dingin, sementara di Makasar rawan terjadi konflik antar mahasiswa.

"Sedangkan untuk jumlah korban yang meninggal akibat bencana paling banyak dari kecelakaan transportasi air, tanah longsor dan kecelakaan transportasi darat," ujar dr Ratna.

Sementara itu Mujiharto selaku Ketua PPK (Pusat Penanggulangan Krisis) Kemenkes menuturkan saat ini ada 9 pusat penanggulangan regional yang ada di Indonesia yaitu di Medan, Palembang, Semarang, Surabaya, Jakarta, Bali, NTT, Makasar dan Manado, serta 2 subregional yaitu di Jayapura dan Banjarmasin.

"Di pusat penanggulangan ini sudah tersedia rumah sakit lapangan, mobile klinik, ambulance, alat kesehatan dan juga beberapa logistik kesehatan lainnya," ujar Mujiharto.

Lebih lanjut Mujiharto menuturkan saat ini sedang dipersiapkan pusat penanggulangan bencana sub regional untuk di daerah Padang, hal ini karena daerah tersebut diketahui rawan gempa.


sumber : detikhealth

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar :

Posting Komentar

- No Flood & Spam !
- Jika ada Link yang bermasalah silahkan tinggalkan
komentar dibawah ini

Terimakasih !